MATA KULIAH :
TEORI ORGANISASI UMUM
NAMA DOSEN :
IRA PHAJAR LESTARI
DISUSUN OLEH :
2KA20
1.
Assyifa FathurRohim
(11111265)
2.
Dede Kurniawan (11111794)
3.
Fikhram Erlangga (12111857
4.
Leo Putra Adi Iriantoro (14111080)
5.
Muhammad Sianada Lwipang (14111981)
6.
Oscar Noris Edyson (18111569)
7.
Reza Rivandi (16111061)
8.
T. Gangga Laksamana (17111014)
SISTEM
INFORMASI
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
OKTOBER 2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “Perubahan dan Perkembangan Organisasi”
Makalah ini berisikan tentang
faktor dan proses berubah dan berkembangnya sebuah organisasi. Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang perkembangan
organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam menyusun makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita
semua. AMIN.
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFRAR ISI........................................................................................... ii
PENDAHULUAN...................................................................................
I.
Latar Belakang............................................................................ 1
II.
Rumusan Masalah....................................................................... 1
PEMBAHASAN......................................................................................
1.
Faktor – Faktor Pengembangan Organisasi............................... 2
2.
Proses Perubahan....................................................................... 3
3.
Ciri – Ciri Pengembangan Organisasi........................................ 5
4.
Metode Pengembangan Orgnisasi.............................................. 6
CONTOH KASUS.................................................................................. 7
PENUTUP...............................................................................................
I.
Penutup..................................................................................... 11
II.
Saran......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pengembangan
Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas
keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan bersama akan pertumbuhan dan
perkembangan dengan tujuan keorganisasian. Pengembangan organisasi (PO) sebagai
suatu disiplin perubahan perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu
pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi
mencapai efektivitas yang lebih besar.
Para
manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka membentuk hubungan
yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi akselerasi perubahan yang
semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari
perubahan tersebut.
Pengembangan
organisasi pada dasarnya berbeda dengan berbagai upaya perubahan organisasi
yang dilakukan secara terencana, seperti upaya perubahan dengan melakukan
pembelian peralatan baru, atau merancang ulang sebuah desain, ataupun menyusun
ulang suatu kurikulum sekolah, atau suatu departemen pada suatu fakultas. Hal
ini karena fokus kajian PO itu terletak pada peningkatan kemampuan organisasi
untuk dapat mengetahui dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi organisasi
itu sendiri.
II. Rumusan Masalah
1.
Apa
faktor – faktor
yang menyebabkan perubahan
pada organisasi?
2.
Bagaimana
proses terjadinya perubahan?
3.
Apa
saja ciri – ciri pengembangan organisasi?
4.
Bagaimana
metode pengembangan pada organisasi?
PEMBAHASAN
1.
Faktor – Faktor Perubahan Organisasi
Alvin L.
Bertrand berpendapat bahwa awal dari perubahan itu adalah komunikasi, yaitu
proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain sehingga
dicapai pemahaman bersama, hal ini disebabkan karena adanya pengkomunikasian
gagasan-gagasan, ide-ide, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan maupun hasil-hasil
kebudayaan fisik.
Sebuah perubahan dan pengembangan
dapatlah terjadi pada apapun dan siapapun tidak terkecuali dengan organisasi.
Tidak banyak individu atau organisasi menyukai adanya perubahan, namun
perubahan tidak dapat dihindari namun harus di hadapi.
Proses
perubahan organisasi adalah konsep daur hidup atau life cycle. Organisasi
mengalami proses kelahiran pertumbuhan, berkembang, kematangan, kemunduran dan
akhirnya mengalami kematian sebagaimana dalam semua sistem biologi dam sistem
sosial. Secara
garis ada dua faktor penyebab terjadinya perubahan dalam organisasi yaitu:
a.
Faktor Ekstern
Adalah penyebab perubahan yang berasal
dari luar, atau sering disebut lingkungan. Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari lingkungannya.
Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut seperti itu.
Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
b.
Faktor Intern
Adalah penyebab perubahan yang berasal
dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang dapat berasal dari berbagai
sumber antara lain:
-
Problem hubungan antar anggota
-
Problem dalam proses kerja sama
-
Problem keuangan
Hubungan antar anggota yang kurang
harmonis merupakan salah satu problem yang lazim terjadi. Dibedakan menjadi
dua, yaitu: problem yang menyangkut hubungan atasan bawahan (hubungan yang
bersifat vertikal), dan problem yang menyangkut hubungan sesama anggota yang
kedudukannya setingkat (hubungan yang bersifat horizontal).
Dari
perubahan tersebut tentunya akan berdampak pada beberapa perubahan dalam
organisasi tersebut, seperti perubahan sifat organisasi. Untuk menangani
masalah tersebut, haruslah organisasi tersebut menetapkan suatu tindakan atau
kebijakan dan penyesuaian diri agar sifat organisasi yang sebelumnya tidak
lenyap dan terganti. Saat terjadi perubahan struktur organisasi, haruslah
tetap berpegang teguh kepada prinsip bahwa struktur organisasi telah disusun
dan di tetapkan dengan tujuan memberikan suatu gambaran tentang berbagai hal
dalam organisasi tersebut. Dalam melakukan perubahan dalam suatu
organisasi umumnya tidak berjalan dengan begitu lancar karna terdapat beberapa
hambatan dalam proses perubahan tersebut. Hambatan tersebut umumnya terjadi
dari luar atau dari faktor ekstenal.
2.
Proses
Perubahan
Organisasi apapun tidak dapat
menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di
luar organisasi. Yang dimaksud dengan proses perubahan organisasi adalah tata
urutan atau langkah langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi.
Perubahan organisasi merupakan
perubahan yang berkaitan dengan pengembangan, perbaikan, maupun penyesuaian
yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem manajemen suatu
organisasi. suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan. Hal ini
merupakan suatu strategi untuk memenuhi beberapa keseluruhan tujuan dari suatu
organisasi.Langkah tersebut terdiri dari :
a.
Mengadakan
Pengkajian :
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada
berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi. Perubahan yang terjadi di
luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara lain politik, ekonomi,
teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya. Perubahan tersebut mempunyai
dampak terhadap organisasi, baik dampak yang bersifat negatif maupun positif.
Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu menjadi hambatan bagi kelancaran,
perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak bersifat positif apabila perubahan
itu dapat memperlancar kegiatan, perkembangan dan kemajuan organisasi atau
dalam bentuk kesempatan-kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
b.
Mengadakan
Identifikasi
Yang perlu diidentifikasi adalah dampak
perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat
sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
c.
Menetapkan
Perubahan
Sebelum
langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih
dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan
kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta
pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
d.
Menentukan
Strategi
Apabila pimpinan organisasi yakin
bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin organisasi haru
segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
e.
Melakukan
Evaluasi
Untuk mengetahui
apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu dilakukan
penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh
postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
3.
Ciri
– Ciri Pengembangan Organisasi
Suatu strategi pendidikan yang
kompleks yang dimaksudkan untuk mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur
organisasi sehingga mereka dapat lebih beradaptasi dengan teknologi baru,
pemasaran dan tantangan, dan tingkat yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka
Pengembangan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Merupakan strategi terencana dalam
mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2.
Merupakan kolaborasi antara berbagai
pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
3.
Menekankan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
4.
Mengandung nilai humanistik dimana
pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5.
Menggunakan pendekatan komitmen sehingga
selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi
antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam
upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Bila
selama ini kita hanya mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok,
maka perkembangan manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization),
yang secara sederhana dapat diartikan sebagai organisasi yang secara terus
menerus melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik
lagi, memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
4.
Metode
Pengembangan Organisasi
Dalam kegiatan pengembangan
organisasi terdapat berbagai macam metode yang pada dasarnya dikelompokan dalam
2 macam, yaitu metode pengembangan perilaku, dan metode pengembangan
keterampilan dan sikap.
1.
Metode
Pengembangan Perilaku
Metode pengembangan perilaku atau
Behavioral Development Methode merupakan metode yang berusaha menyelidiki
secara mendalam tentang proses perilaku kelompok dan individu. Hal itu dapat
dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara. Dengan kata lain, metode
pengembangan perilaku dapat dibedakan menjadi berberapa macam.
Dalam buku ini hanya disebutkan 4
macam yaitu, jaringan manajerial, latihan kepekaan, pembentukan tim, dan umpan
balik survei.
Jaringan manajerial : Jaringan manajerial atau kisi manajerial disebut juga
latihan jaringan adalah suatu metode pengembangan organisasi yang didasarkan
jaringan material. Teori ini dipelopori oleh Robert Blake dan Jane Mouton.
Menurut mereka, gaya kepemimpinan akan menjadi sangat efektif apabila perhatian
pimpinan terhadap produksi dan orang dalam keadaan seimbang. Dalam hal demikian
pimpinan menunjukkan perhatian tinggi baik terhadap produksi maupun terhadap
orang.
Latihan Kepekaan : merupakan latihan dalam kelompok. Oleh karena itu metode
ini dinamakan pula metode T-group. dalam metode ini yang dimaksud dengan
kepekaan adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan terhadap hubungan diri
sendiri dengan orang lain. Metode ini berlandaskan pada anggapan bahwa kesulitan
untuk berprestasi disebabkan oleh adanya persoalan emosional dari kelompok
orang-orang yang harus mencapi tujuan.
Pembentukan Tim : Merupakan salah satu metode pengembangan organisasi
dengan mengembangkan perilaku kelompok melalui suatu teknik intervensi yang
disebut pembentukan tim. Tujuan dari pada pengembangan perilaku kelompok ialah
untuk melakukan pekerjaan secara efektif dengan membentuk tim.
Umpan Balik Survei : adalah suatu metode yang berusaha mengumpulkan data-data
dari para anggota organisasi. Data itu meliputi data-data yang berhubungan
dengan tingkah laku, sikap, seta berbagai perasaan lain yang ada pada diri
setiap anggota organisasi.
2.
Metode
Pengembangan Keterampilan dan Sikap
Metode ini merupakan suatu program
latihan yang dilaksanakan secara terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota organisasi. Oleh karena itu
yang dimaksud dengan latihan atau training adalah suatu proses pengembangan
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan sikap tingkah laku dari
para anggota organisasi.
Program latihan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya ialah latihan di tempat kerja, latihan
instruksi kerja, latihan di luar tempat pekerjaan, dan latihan di tempat kerja
tiruan.
Latihan
di tempat kerja
: Latihan kerja di tempat kerja yang sebenarnya. Latihan ini melatih anggota
organisasi untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan dengan lebih efisien.
Keuntungan yang diperoleh dalam latihan di tempat kerja ini antara lain, sangat
ekonomis karena para peserta tetap produktif selama mereka mengikuti dan
menjalankan latihan, selain itu prestasi anggota organisasi tidak akan
berkurang atau hilang, hal ini sangat berbeda apabila dibanding dengan latihan
yang diadakan diluar tempat kerja. Latihan yang di luar tempat kerja akan
mengakibatkan sebagian prestasi hilang apabila peserta latihan kembali ke
tempat kerjanya masing-masing.
Latihan
instruksi kerja
: Terdiri dari 3 macam yaitu Job Instruction Training (latihan mengenai proses
pemberian instruksi-instruksi kerja. Para peserta latihan mula-mula
diperkenalkan dengan pekerjaan, dan kepada mereka diberikan berbagai instruksi
dan demonstrasi secara bertahap mengenai fungsi pekerjaan.) Job Method Training (Latihan yang
berhubungan dengan penyederhanaan kerja) Job
Relation Training (Latihan yang berhubungan dengan faktor manusian di dalam
pekerjaannya setiap hari)
Latihan
di luar tempat kerja
: merupakan latihan yang diadakan di luar tempat kerja. Salah satu keuntungan
dari latihan ini adalah adanya motivasi dari para peserta latihan untuk lebih
memahami materi/bahan pelajaran mengingat mereka tidak dibebani dengan
pekerjaan selama mereka mengikuti latihan.
Latihan
di tempat kerja tiruan
: adalah latihan yang diberikan pada tempat kerja tiruan. Latihan ini umumnya
diberikan kepada mereka yang bekerja di tempat-tempat kerja yang membawa risiko
cukup besar. Dengan latihan ini diharapkan para peserta lebih banyak menguasai
tentang teknik-teknik kerja yang baik.
CONTOH
KASUS
Kemendag
Menuju Kawasan Bebas Korupsi
JAKARTA, KOMPAS.com-
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mencanangkan zona integritas menuju wilayah
bebas korupsi (ZI-WBK) dan wilayah birokrasi bersih dan melayani (WBBM) di
lingkungan Kementerian Perdagangan hari ini, Selasa (9/10/2012), di kantor
Kementerian Perdagangan.
Pencanangan
zona integritas menuju wilayah bebas korupsi ini merupakan momentum yang tepat
untuk menegaskan bahwa pimpinan dan seluruh pegawai Kementerian Perdagangan
berkomitmen mewujudkan Kemendag yang berintegrasi dan bebas dari korupsi.
Demikian ditegaskan oleh Mendag.
Deklarasi
ZI-WBK diperkuat dengan penandatanganan nota pencanangan oleh Mendag Gita
Wirjawan disaksikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PAN dan RB), Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), Wakil Ketua Ombudsman, Ketua Forum Bersama Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (Forbes APIP), Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi
Pemberantas Korupsi (KPK), serta para pejabat Eselon I dan II Kementerian
Perdagangan.
Mendag
menjelaskan, pencanangan ini merupakan bentuk implementasi dari pelaksanaan
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2010-2014, terutama yang terkait dengan prioritas pembangunan reformasi
birokrasi yang bertujuan untuk mewujudkan birokrasi yang bersih, profesional,
akuntabel dan melayani.
Pencanangan
ini juga terkait dengan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan kor upsi
jangka menengah tahun 2012-2014. Lebih lanjut, Mendag menyampaikan bahwa dalam
rangka meraih predikat wilayah bebas dari korupsi, Kemendag telah melaksanakan
berbagai upaya nyata melalui program Wilayah Tertib Administrasi (WTA), yaitu
mewajibkan kepada setiap unit Eselon II di lingkungan Kemendag untuk
melaksanakan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dan
mengelola sumber daya manusia (SDM) & tata laksana (reformasi birokrasi)
sesuai dengan petunjuk Kementerian PAN dan RB, mengelola keuangan dan barang
milik negara (BMN) sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah (SAP),
menyelenggarakan penilaian inisiatif anti.
PENUTUP
i.
KESIMPULAN
Pada
hakikatnya perubahan terkadang perlu terjadi didalam kehidupan berorganisasi.
Perubahan perlu dilakukan dengan tujuan agar organisasi tersebut dapat
berkembang lebih baik.
Dengan
pengalaman yang dimiliki oleh suatu organisasi, mereka dapat menentukan tujuan
– tujuan yang ingin dicapai ketika perubahan pada orgnasasi tersebut dilakukan.
Pengembangan
organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi
dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai
kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi.
Oleh
karena itu dibutuhkan perkembangan organisasi untuk mempertahankan kehidupan
organisasi dalam menghadapi persaingan dan organisasi masa depan yang tidak
terlalu mementingkan eksistensi sebuah organisasi.
ii.
SARAN
Dengan
makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami tentang arti penting perubahan
dan perkembangan organisasi di dalam kehidupan berorganisasi.
Semoga
makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar penulis dapat lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
² http://rinandarizki.blogspot.com/2012/01/faktor-perubahan-dan-ciri-perkembangan.html
(5 Oktober 2012)
² http://raitosun.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-perubahan-dan.html
(5 Oktober 2012)
² http://earthlovesun.blogspot.com/2011/12/ciri-ciri-pengembangan-organisasi-dan.html
(5 Oktober 2012)
² http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-penyebab-perubahan.html
(5 Oktober 2012)
² http://ediwibowo88.blogspot.com/2010/05/pendahuluan-1.html
(5 Oktober 2012)
² http://silviaardianasemail.blogspot.com/2011/07/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
(5
Oktober 2012)
² http://www.scribd.com/doc/86179003/organisasi
(5 Oktober 2012)
² http://azenismail.wordpress.com/2010/11/15/bab-12-perubahan-dan-perkembangan-organisasi/
(7 Oktober 2012)
² http://raitosun.blogspot.com/2011/10/proses-perubahan-organisasi.html
(7 Oktober 2012)
² http://kamaria-akis.blogspot.com/2012/06/39-proses-perubahan-organisasi.html
(7 Oktober 2012)
² http://fauziah-youngentrepreneur.blogspot.com/2011/09/perubahan-organisasi.html
(7 Oktober 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar